Esilgan diresepkan untuk pasien Insomnia

Esilgan adalah obat penenang yang mengandung zat parmasi bernama estazolam. Estazolamtermasuk golongan Obat penenang hipnotik Yang digunakan untuk .Mengobati penderita Insomnia secara Jangka Pendek untuk membantu Andar tertidur Dan Tetap TIDUR Sepanjang malam.
Obat ini kadang-kadang diresepkan untuk pasien Insomnia yang paling aman selain Nitrazepam, Diazepam, Zolpidem, Triazolam maupun Cyproheptadine HCI (obat alergi yang efeknya jika di combai dengan beberapa kandungan zat parmasi yang seperti kami urai diatas juga dapat memulaskan tidur Anda).

Bagaimana Obat dengan kandungan Estazolam (sebut saja Esilgan, tampak seperti gambar diatas) digunakan? Estazolam terdapat Dalam bentuk tablet Dan dapat diminum sebelum makan . Mengapa demikian? karena Esilgan biasanya diminum sebelum TIDUR. Estazolam adalah sedative. Sehingga hindari keinginan Anda untuk meminum Obat Esilgan dengan dosis Yang lebih Besar atau untuk waktu Yang lebih lama. Silahkan Anda konsultasikan dahulu riwayat medis Anda kepada Dokter kesayangan Anda.

ESILGAN 2 MG 

Insomnia secara literal berarti ketidakmampuan atau sangat kekurangan tidur. Secara klinis, insomnia mencerminkan persepsi subjektif terhadap ketidakpuasan akan jumlah dan kualitas tidur. Hal ini meliputi kesulit­an jatuh tidur atau mempertahankan kondisi tidur, terbangun dini hari dan tidak bisa kemb­ali tidur. Parameter subjektif untuk menetapkan insomnia meliputi sleep latency  (waktu jatuh tidur), sleep maintenance (terbangun malam hari atau dini hari), kualitas tidur, frekuensi dan durasi gangguan tidur, efek residu diurnal (mengantuk di siang hari), serta dampaknya terhadap kualitas hidup keseluruhan, keluarga, sosial, dan pekerjaan.

Penatalaksanaan insomnia secara keseluruhan harus ditujukan pada perbaikan gejala insomnia dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Farmakoterapi terutama diindikasi pad­a pasien dengan gangguan tidur yang nyat­a. Dalam memilih dan meresepkan obat hipnotik, penegakan diagnosis gangguan tidur sangat penting, yaitu berdasarkan International Classification of Sleep Disorder  (ICSD). Pastikan tidak ada gangguan medis lain yang mendasari gangguan tidur. Bila ada maka kondisi tersebut harus diatasi lebih dahulu. Selain farmakoterapi, penting juga untuk menerapkan terapi perilaku dan sleep hygiene pada pasien agar kualitas hidup pasien lebih baik. Evaluasi pasien secara rutin sangat penting untuk memantau efektivitas, efek samping, maupun potensi penyalah­guna­an obat hipnotik pada pasien. Kelompok berisiko tinggi seperti usia lanjut, polifarmasi, dan pasien dalam institusi harus lebih diperhatikan. Pertimbangkan untuk menghentikan penggunaan obat hipnotik saat tercapai targe­t terapi (misalnya 3, 6, atau 12 bulan). 

Untuk menentukan efikasi terapi hipnotik, ada beberapa parameter yang harus dipertimbangkan, yakni:

Sleep latency, yaitu waktu yang dibutuhkan pasien untuk jatuh tidur. Hal ini bergantung pada tingkat absorpsi obat yang sangat menentukan kecepatan kerjanya.

Sleep maintenance, yaitu kemampuan obat hipnotik untuk mempertahankan stabilitas tidur selama waktu tidur. Hal ini bergantung pada volume distribusi dan waktu paruh, yang menentukan durasi kerja, serta pada ada tidaknya metabolit aktif.

 Sleep architecture,: terapi hipnotik yang baik harus dapat mempertahankan makro dan mikrostruktur tidur, serta mempertahankan efikasinya. Hal ini bergantung pada mekanisme kerja spesifik.

Kualitas hidup:  hal ini meliputi aspek fisik, psikologik, dan sosial pasien.