“Kalau pohon terus ditebangi dan hutan kita habis, ini ibarat menggali lubang kubur kita sendiri. Entah mengapa pohon-pohon di hutanku ditebangi. Apakah tak ada cara lain untuk mencari nafkah selain menebangi pohon dihutan? Tak adakah upaya untuk mencari uang tanpa menanam dendam alam?
Luas hutan dunia semakin lama semakin berkurang. Sebagai contoh Indonesia. Menurut majalah Geo bulan Oktober 2011, Indonesia kehilangan 6850 km2 hutan setiap tahunnya. Jika hutan terus dibabat tanpa kendali, dalam waktu 137 tahun saja, Indonesia tidak akan mempunyai hutan lagi. Padahal itu baru di Indonesia, belum di Brazil, Australia, Rusia dan negara lainnya. Negara-negara dengan jumlah hutan terluas pun terus kehilangan areal hijaunya.
Penyebabnya pun beraneka ragam. Entah karena faktor alam ataupun kesengajaan manusia. Dan yang paling memprihatinkan adalah karena alasan komersial semata. Hutan dieksploitasi untuk kepentingan industri secara membabi buta. Ada yang dijadikan perkebunan sawit, ada yang dijadikan ladang sayur mayur, arena pertambangan dan lain sebagainya.
Bahkan ada yang membabat hutan untuk area perumahan. Alasannya, keperluan manusia akan perumahan semakin membludak. Jika dipikir masuk akal juga. Penduduk bumi kan semakin lama semakin bertambah. Menurut data Biro Sensus Amerika Serikat, pada tanggal 26 Februari 2006, penduduk dunia berjumlah 6,5 milyar jiwa. Saat ini jumlah penduduk dunia diperkirakan mencapai 7 milyar lebih.
Artinya, bumi yang luas daratannya hanya 149.557.000 Km2 akan semakin penuh. Jawabannya, akan banyak hutan yang dibabat untuk berbagai keperluan. Jadinya, luas hutan menjadi semakin sempit dan oksigen menjadi semakin sedikit. Populasi manusia yang semakin bertambah membutuhkan ruang lain yang lebih luas. Akibatnya, hutan jadi korban sehingga tidak terjaga keberadaannya.
Ketika bencana datang, barulah kita minta tolong bahkan protes kepada Tuhan. Padahal kita sendiri yang membangun bencana demi bencana.(Hijauku Bumiku)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar