Kamis, 24 September 2015

Jenis-Jenis Obat Penenang



Akhir-akhir ini kita sudah sering mendengar tentang penggunaan obat-obat penenang yang berlebihan Obat penenang atau yang dalam dunia medis lebih dikenal dengan sedatif adalah jenis obat-obatan yang memberikan efek tidur dengan cara memberikan rasa tenang kepada orang yang mengkonsumsinya. Obat penenang biasanya tidak dijual bebas diapotik, melainkan harus menggunakan resep dokter.

Obat-obat penenang biasanya bekerja di sistem saraf pusat dengan berikatan pada reseptor GABA yang merupakan neurotransmiter bersifat inhibisi pada sistem saraf pusat manusia. Obat penenang juga bekerja menghambat efek eksistasi pada reseptor glutamate sehingga pada dosis yang tepat orang yang mengkonsumsinya akan merasa tenang dan dapat tertidur dengan nyaman.

Jenis-Jenis Obat Penenang

1. Barbiturat seperti: amobarbital, pentobarbital, secobarbital, Phenobarbitol
2. Benzodiazepin seperti : clonazepam, diazepam, estazolam, flunitrazepam, lorazepam,
midazolam, nitrazepam, oxazepam, triazolam, temazepam, chlordiazepoxide, alprazolam
3. Herbal sedatif seperti : ashwagandha, catnip, kava, mandrake, valerian
4. Nonbenzodiazepin sedatif seperti : eszopiclone, zaleplon, zolpidem, zopiclone
5. Antihistamin seperti : Diphenhydramine dan Dimenhydrinate.

Diazepam
Obat penenang jenis ini cukup sering digunakan dikalangan medis bahkan termasuk obat yang paling sering diresepkan dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini. Diazepam banyak digunakan karena memiliki rentang dosis letal yang lebar namun memiliki efek penenang yang cukup kuat. Diazepam banyak digunakan untuk mengurangi kecemasan dan mengatasi kejang. Namun obat ini tidak disarankan untuk diberikan kepada ibu hamil dan menyusui.


Diphenhydramine
Diphenhydramine banyak digunakan di praktek dokter bersama-sama dengan obat penurun panas (antipiretik) sehingga pasien dapat tidur dengan nyaman. Sebenarnya Diphenhydramine adalah obat anti gatal dan alergi (anti histamin) yang bekerja memblok reseptor H1 dengan efek samping sedatif. Sehingga efek samping sedatif inilah yang sebenarnya dicari dalam pemberiannya. Diphenhydramine cukup aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir jika tenaga medis memberikan obat jenis ini.

Biasanya obat penenang diresepkan oleh dokter guna mengobati kecemasan yang berlebihan. Namun dapat juga digunakan bersama-sama dengan obat penahan rasa sakit (analgesik) guna meningkatkan efek penahan rasa sakitnya. Namun obat penenang paling sering digunakan pada anestesi (pembiusan) sebelum pembedahan dilakukan.

Obat penenang tidak boleh dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama (kecuali atas indikasi medis tertentu) karena dapat menimbulkan efek ketergantungan. Obat penenang sangat sering disalahgunakan di masyarakat. Gejala-gejala ketergantungan obat penenang akan muncul jika penggunaan obatnya dihentikan, seperti : gelisah, susah tidur, badan lesu, mudah lelah, kejang (pada orang dengan riwayat kejang sebelumnya) dan bahkan dapat menimbulkan kematian. Tapi jangan khawatir jika anda mengkonsumsi obat penenang sesuai anjuran dokter, sebab Pada umumnya semua obat penenang baru menimbulkan gejala ketergantungan jika pemakaiannya lebih dari 90 hari dengan dosis terapi.

Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan maka akan terjadi gejala overdosis obat penenang, yaitu : gangguan koordinasi, sulit berpikir, badan lemas, diikuti dengan kesulitan bernapas dan akhirnya mengarah kepada kematian. Untuk menghindarinya sangat disarankan untuk tidak mengkonsumsi obat penenang melebihi dosis yang diinstruksikan oleh dokter yang merawat anda.
Obat penenang sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi bersama dengan alkohol karena dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya over dosis, sebab kedua obat ini dapat bekerja saling menguatkan efek masing-masing obat.

Tidak ada komentar: